Setiap Wanita Adalah Ibu "Every Women is a Mom"
"Every Women is a Mom…" (Setiap Wanita adalah Ibu") - Mrinspirasi
Tahukah hal pertama yang paling indah dari seorang wanita adalah menjadi Ibu dan yang kedua menjadi seorang Istri. Mungkin tidak semua wanita bisa menjadi istri yang baik, tapi menjadi seorang Ibu bisa berasal dari wanita seperti apapun.,”katanya sambil terus mengiris-iris wortel dengan pisau kecilnya. Aku masih terus mengamati. Kemudian dia mengambil beberapa beberapa buah apel dan memotongnya seperti dadu. Sesaat hanya terdengar dentuman pisau yang mengeletuk telenan. “Untuk menjadi wanita sempurna ada lima hal yang perlu kau miliki.
Yang pertama, terima dirimu apa adanya. Semua wanita cantik sejak dia tercipta di dunia ini. Jangan pernah menyesali penampilanmu karena apabila kau melakukannya, kau tidak menghargai karya Tuhan. Semua sudah mendapat bagiannya masing-masing. Bersyukur, itu intinya.,” dia berhenti sebentar dan berjalan ke lemari es mengambil seikat bayam dan mulai memisahkan daun dari batangnya. Baca juga : Syukuri Apa Yang Ada dan Cintailah Orang-orang Terdekatmu.
Yang kedua adalah jangan membantah dengan kasar. Jika tidak sesuai dengan hatimu, berbicara tanpa nada tinggi. Tunjukan bahwa kau memang tercipta sebagai wanita.
Yang ketiga adalah jangan mudah jatuh cinta. Jangan mudah untuk jatuh cinta pada situasi, pada keadaan, pada obsesimu, mulailah memikirka perasaan orang disekitarmu terutama pasanganmu.
Yang keempat adalah bertutur kata yang baik, perilaku baik, dan tersenyum. Bibirmu itu akan terlihat lebih indah kalau yang terlontar adalah kalimat positif, dukungan, ucapan syukur, dan tidak mengutukki orang lain. Dengan terseyum setiap hari kau akan terlihat muda tanpa harus mengkonsumsi obat atau sebuah terapi wajah.,” dia tersenyum dan melirikku, aku membalas senyumannya. Perlahan aku mengikutinya memisahkan daun bayam dari batanya. Dia diam seolah berfikir tenang.
Yang kelima ?, aku penasaran.
“Yang terakhir adalah, menjadi seorang Ibu.,”dia kembali terseyum melihatku. “Tuhan itu baik, maka dari itu kita diberi kesempatan untuk menjadi seorang Ibu. Kau pikir kau bukanlah wanita sempurna kalau kau belum mengeluarkan si manusia mungil itu dari dalam rahimmu ?,”ucapnya lagi.
“Memiliki keturunan dari darah daging sendiri adalah impian semua wanita, Ma. Itu lebih indah dari apapun. Mama tahu itu…,” kataku sambil mengambil segelas air dan menegukknya.
“Lalu ? Kau berusaha dan terus melakukan segala cara untuk mendapatkannya atau malah kau marah pada Tuhanmu? Hahah…jangan meragukan-Nya. DIA terlalu besar untuk itu. Aku sudah melihat banyak hal, tidak sedikit wanita yang menunggu hingga bertahun-tahun untuk menggendong bayi mungil yang ia perjuangkan sembilan bulan tak kunjung disinggahi pada akhirnya memilih nasib ‘menunggu’ dan menghabiskan sisa hidupnya tanpa berhenti berdoa. Lalu apa? Meratapi nasib menyesali keadaan di hari tua?,”dia mengumpulkan batang-batang bayam yang berserakan dan membuangnya. Sayur tadi dia cuci dan memasukannya dalam wadah dan siap direbus.
“Keajaiban Mom. Who knows ?! Nabi Abraham dan Sara saja harus berumur seratus tahun dulu baru di beri keturunan. Isnt, true ?,”aku mencomot sepotong apel yang dia potong-potong tadi. Aku mencoba mencari cela pembenaran.
“Ya, benar. Aku tidak mengatakan bahwa kau juga harus setekun mereka dan menunggu sampai semua rambutmu memutih, kan? Atau memang seperti itu ???,” dia memercikkan garam ke sayur yang dia rebus tadi. Aku mengangkat bahuku.
“Padahal di luar sana panti asuhan sudah kehabisan tempat untuk menampung anak-anak yang yang sengaja ditelantarkan karena tidak ada biaya atau sebuah kelahiran yang tidak diinginkan. Aku rasa itu seperti ketimpangan dalam wadah membagian keturunan.,” aku mencomot satu lagi apel dari piring. Baca juga : Sifat-sifat Wanita yang Tidak disukai Pria.
“Itulah tugas kita untuk menyeimbangkan ketimpangan tersebut. Maka dari itu muncullah istilah adopsi. Atau memilih bayi dari rahim yang dipinjamkan. Bisa kau pikirkan perasaanmu bagaimana kau harus membesarkan bayi yang bukan dari darahmu? Tapi itu bukan pointnya. Bukan ! Lihat ! Kau menjadi Ibu. Seorang Ibu !,” ia menekankan nada pada kalimat tersebut. “Kau memandikannya, kau menggendongnya dan bernyayi kecil hingga dia tidur di pelukkanmu, kau rela bergadang hanya untuk menemaninya , hingga suatu hari ia memanggilmu “Ibu…,” Tidaklah kau harusnya berbangga ?,” dia mengangat rebusan bayam itu dan menuangkannya pada sebuah mangkuk kaca. Aku hanya diam dan mencerna semua yang dibilangnya.
“Seperti aku dan Mama. . .,” aku nyegir.
“That’s it ! Kau mulai memahami ya. Lihat, aku tak ada membuat perbedaan antara kau dan Joan, abangmu. Meskipun kalian berdua bukan datang dari rahimku. Tak mengurangi rasa sayangku pada kalian. Intinya seperti ini, kita tidak boleh melihat seperti apa wanita-wanita yang telah menelantarkan anak mereka, yang pasti mereka telah memperjuangkan separuh hidup mereka menahan rasa sakit untuk melahirkannya. Bahkan pelacur sekalipun.
Sekian dari Cerpen Every Women is a Mom "Setiap Wanita adalah Ibu".
Penulis : Deasry Tambunan
Support by : Rorot Purba
Setiap Wanita Adalah Ibu "Every Women is a Mom" |
Yang pertama, terima dirimu apa adanya. Semua wanita cantik sejak dia tercipta di dunia ini. Jangan pernah menyesali penampilanmu karena apabila kau melakukannya, kau tidak menghargai karya Tuhan. Semua sudah mendapat bagiannya masing-masing. Bersyukur, itu intinya.,” dia berhenti sebentar dan berjalan ke lemari es mengambil seikat bayam dan mulai memisahkan daun dari batangnya. Baca juga : Syukuri Apa Yang Ada dan Cintailah Orang-orang Terdekatmu.
Yang kedua adalah jangan membantah dengan kasar. Jika tidak sesuai dengan hatimu, berbicara tanpa nada tinggi. Tunjukan bahwa kau memang tercipta sebagai wanita.
Yang ketiga adalah jangan mudah jatuh cinta. Jangan mudah untuk jatuh cinta pada situasi, pada keadaan, pada obsesimu, mulailah memikirka perasaan orang disekitarmu terutama pasanganmu.
Yang keempat adalah bertutur kata yang baik, perilaku baik, dan tersenyum. Bibirmu itu akan terlihat lebih indah kalau yang terlontar adalah kalimat positif, dukungan, ucapan syukur, dan tidak mengutukki orang lain. Dengan terseyum setiap hari kau akan terlihat muda tanpa harus mengkonsumsi obat atau sebuah terapi wajah.,” dia tersenyum dan melirikku, aku membalas senyumannya. Perlahan aku mengikutinya memisahkan daun bayam dari batanya. Dia diam seolah berfikir tenang.
Yang kelima ?, aku penasaran.
“Yang terakhir adalah, menjadi seorang Ibu.,”dia kembali terseyum melihatku. “Tuhan itu baik, maka dari itu kita diberi kesempatan untuk menjadi seorang Ibu. Kau pikir kau bukanlah wanita sempurna kalau kau belum mengeluarkan si manusia mungil itu dari dalam rahimmu ?,”ucapnya lagi.
“Memiliki keturunan dari darah daging sendiri adalah impian semua wanita, Ma. Itu lebih indah dari apapun. Mama tahu itu…,” kataku sambil mengambil segelas air dan menegukknya.
“Lalu ? Kau berusaha dan terus melakukan segala cara untuk mendapatkannya atau malah kau marah pada Tuhanmu? Hahah…jangan meragukan-Nya. DIA terlalu besar untuk itu. Aku sudah melihat banyak hal, tidak sedikit wanita yang menunggu hingga bertahun-tahun untuk menggendong bayi mungil yang ia perjuangkan sembilan bulan tak kunjung disinggahi pada akhirnya memilih nasib ‘menunggu’ dan menghabiskan sisa hidupnya tanpa berhenti berdoa. Lalu apa? Meratapi nasib menyesali keadaan di hari tua?,”dia mengumpulkan batang-batang bayam yang berserakan dan membuangnya. Sayur tadi dia cuci dan memasukannya dalam wadah dan siap direbus.
“Keajaiban Mom. Who knows ?! Nabi Abraham dan Sara saja harus berumur seratus tahun dulu baru di beri keturunan. Isnt, true ?,”aku mencomot sepotong apel yang dia potong-potong tadi. Aku mencoba mencari cela pembenaran.
“Ya, benar. Aku tidak mengatakan bahwa kau juga harus setekun mereka dan menunggu sampai semua rambutmu memutih, kan? Atau memang seperti itu ???,” dia memercikkan garam ke sayur yang dia rebus tadi. Aku mengangkat bahuku.
“Padahal di luar sana panti asuhan sudah kehabisan tempat untuk menampung anak-anak yang yang sengaja ditelantarkan karena tidak ada biaya atau sebuah kelahiran yang tidak diinginkan. Aku rasa itu seperti ketimpangan dalam wadah membagian keturunan.,” aku mencomot satu lagi apel dari piring. Baca juga : Sifat-sifat Wanita yang Tidak disukai Pria.
“Itulah tugas kita untuk menyeimbangkan ketimpangan tersebut. Maka dari itu muncullah istilah adopsi. Atau memilih bayi dari rahim yang dipinjamkan. Bisa kau pikirkan perasaanmu bagaimana kau harus membesarkan bayi yang bukan dari darahmu? Tapi itu bukan pointnya. Bukan ! Lihat ! Kau menjadi Ibu. Seorang Ibu !,” ia menekankan nada pada kalimat tersebut. “Kau memandikannya, kau menggendongnya dan bernyayi kecil hingga dia tidur di pelukkanmu, kau rela bergadang hanya untuk menemaninya , hingga suatu hari ia memanggilmu “Ibu…,” Tidaklah kau harusnya berbangga ?,” dia mengangat rebusan bayam itu dan menuangkannya pada sebuah mangkuk kaca. Aku hanya diam dan mencerna semua yang dibilangnya.
“Seperti aku dan Mama. . .,” aku nyegir.
“That’s it ! Kau mulai memahami ya. Lihat, aku tak ada membuat perbedaan antara kau dan Joan, abangmu. Meskipun kalian berdua bukan datang dari rahimku. Tak mengurangi rasa sayangku pada kalian. Intinya seperti ini, kita tidak boleh melihat seperti apa wanita-wanita yang telah menelantarkan anak mereka, yang pasti mereka telah memperjuangkan separuh hidup mereka menahan rasa sakit untuk melahirkannya. Bahkan pelacur sekalipun.
Sekian dari Cerpen Every Women is a Mom "Setiap Wanita adalah Ibu".
Penulis : Deasry Tambunan
Support by : Rorot Purba
0 Response to "Setiap Wanita Adalah Ibu "Every Women is a Mom""
Post a Comment